Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di tanah air untuk menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali diperkenalkan oleh nsingkat alat tangkap tersebut telah dikenal di seluruh Indonesia. Bagan dalam perkembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodofikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dikelompokkan dalam jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing(Subani dan Barus, 1972; Baskoro dan Suherman, 2007).
Menurut Baskoro dan Suherman (2007), bagan dapat diklasifisikan menjadi dua, yaitu bagan tancap dan bagan apung. Bagan tancap merupakan bagan yang dipasang dengan jalan menancapkan rangka badan kedalam perairan sehingga posisi bagan tancap hanya dapat sekali ditanam dan tidak dapat dipindah-pindah selama musim penangkapan. Operasi penangkapan bagan tancap dilakukan pada malam hari. Sebagian besar menggunakan cahaya yang berasal dari petromaks, walaupun ada juga yang menggunakan lampu listrik.
Dalam pembagiannya menurut Sudirman dan Achmar Mallawa (2000) alat tangkap bagan terbagi menjadi 3 menjadi Klasifikasi yakni :
1. Bagan Tancap
Pengoperasian bagan tancap biasanya dilakukan
pada malam hari, dimana cara pengoperasiannya memanfaatkan sifat ikan yaitu
fototaksis positif (peka terhadap rangsang cahaya). Dengan menggunakan cahaya
sinar petromak yang sengaja di pasang pada bagan tancap, dapat merangsang ikan
untuk mendekati arah cahaya tersebut. Sehingga nelayan dapat memperoleh ikan
dengan memanfaatkan sifat ikan tersebut.
Adapun
teknik pengoperasiannya sebagai berikut :
a.
Terlebih dahulu nelayan mempersiapkan perlengkapan
yang akan di pergunakan dalam operasi penangkapan. Perlengkapan tersebut dapat
berupa ; perbekalan pribadi nelayan, beberapa lampu pompa lengkap dengan
cadangannya (kaos lampu, minyak tanah , serta korek api), kapal dan
perlengkapan yang di butuhkan lainnya.
b.
Sebaiknya sebelum matahari terbenam, dengan
mempergunakan perahu nelayan telah meninggalkan daratan untuk menuju ke bagan.
Setelah tiba di bagan, nelayan menambatkan perahunya pada salah satu tiang
bagan. kemudian nelayan dapat membawa seluruh perlengkapan yang diperlukan ke
atas bagan.
c.
Setelah sampai diatas bagan, jaring bagan kemudian
diturunkan kedalam air. Lalu menyalakan beberapa (3 – 4 buah) lampu pompa, dan
menurunkan tali lampu pompa tersebut hingga mendekati permukaan air.· Melakukan persiapan perendaman jaring (setting) kurang
lebih selama 2 menit.
d.
Merendam
jaring beberapa waktu sampai ikan – ikan berkumpul. Diperkirakan lamanya
merendam jaring (immersing) kurang lebih selama 2 jam. Jaring bagan dapat
segera diangkat (hauling), pada saat terdapat banyak ikan yang
berada didalam jaring. Atau pada saat ikan telah mendekat dan berkumpul di
bawah sinar cahaya lampu. Dengan cara memutar batang penggiling atau katrol,
kemudian jaring bagan secara perlahan – lahan naik ke atas sampai kerangka
jaring bagannya terangkat seluruhnya.
e.
Melakukan
persiapan penebaran jaring (setting), lama penebaran jaring (immersing) dan
penarikan jaring (hauling) pada masing-masing bagan. Pada bagan 1 saat penebaran jaring atau setting memerlukan
waktu 2 menit. Lama penebaran jaring atau immersing 1
½ jam dan penarikan jaring atau hauling memerlukan waktu 3
menit. · Pada bagan 2
diperlukan waktu saat setting adalah 43 detik. Lama penebaran
jaring atau immersing berkisar antara 1 hingga 1 ½ jam.Dan waktu penarikan jaring atau hauling memerlukan
waktu 5 menit. Bagan 3 memerlukan waktu untuk menebar jaring atau setting 1
menit 28 detik. Lama waktu penebaran jaring atau immersing 2
jam dan waktu penarikan jaring atau hauling sekitar 3 menit. Bagan 4 memerlukan waktu
untuk menebar jaring atau setting 2 menit. Lama waktu
penebaran jaring atau immersing 2 jam dan waktu penarikan
jaring atau hauling sekitar 4 menit
f.
Jaring bagan dapat segera diangkat, pada saat terdapat
banyak ikan yang berada didalam jaring. Atau pada saat ikan telah mendekat dan
berkumpul di bawah sinar cahaya lampu. Dengan cara memutar batang penggiling
atau katrol, kemudian jaring bagan secara perlahan – lahan naik ke atas sampai
kerangka jaring bagannya terangkat seluruhnya.
Dilihat dari penjelasan
tersebut, waktu yang dibutuhkan untuk penarikan jaring atau hauling dengan
waktu yang dibutuhkan untuk setting atau penebaran jaring lebih lama. Hal ini
dikarenakan saat penarikan jaring, terasa lebih berat karena ada muatan dan air
dalam jaring tersebut sehingga lebih berat dan lebih lama untuk mengangkatnya.
Gambar Bagan Tancap
2. Bagan Rakit
Bagan rakit
adalah jaring angkat yang dalam pengoperasiannya dapat dipindah-pindahkan
di tempat yang diperkirakan banyak ikannya dan menggunakan rakit bambu
sebagai alat apungnya (Subani dan Barus 1989).
Bagan rakit ini
masuk dalam klasifikasi jaring angkat yang dalam pengoperasiannya menggunakan
alat bantu atraktor cahaya lampu sehingga ikan yang menjadi tujuan
penangkapannya adalah ikan yang bersifat fototaksis (brandt 1984)
Alat Penangkapan
Ikan
Pada prinsipnya
bagan rakit terdiri dari jaring bagan dan rumah bagan. Di pelataran bagan
terdapat penggulung (roller) yang berfungsi untuk menurunkan dan
mengangkat jaring bagan pada saat alat dioperasikan. Pada kanan dan kiri bagian
bawah rumah bagan ditempatkan rakit dari bambu sebagai landasan rumah bagan
sekaligus merupakan alat apung. Pemberat yang fungsinya untuk menyeimbangkan
jrring bagan agar hasil tangkapan yang diperoleh sesuai dengan target (Subani
dan Barus 1989).
Adapun Kelengkapan
alat dalam unit penangkapan
Kapal
Pada bagan rakit
biasanya menggunakan kapal untuk mengangkut nelayan dari fishing base menuju fishing
ground dan sebaliknya, mengangkut hasil tangkapan dan perbekalan (Ayodhyoa
1981).
Nelayan
Pada bagan rakit
ini biasanya terdapat nelayan yang bekerja di rumah bagan yang terdiri dari 6-8
orang (Subani dan Barus 1989).
Alat Bantu
Alat Bantu yang
digunakan dalam bagan rakit antara lain lampu yang berfungsi sebagai atraktor agar
ikan berkumpul dan serok berfungsi untuk mengangkat hasil tangkapan dari jaring
bagan (Subani dan Barus 1989).
Umpan
Pada bagan rakit
tidak menggunakan umpan, karena telah terdapat atraktor agar ikan
berkumpul (Subani dan Barus 1989).
Metode
Pengoperasian Alat
Metode
pengoperasian bagan rakit adalah jaring direntangkan dalam kolom perairan dan
kelompok ikan diusahakan untuk berkumpul dibagian tengah jaring dengan
memanfaatkan cahaya lampu. Setelah ikan berkumpul di tengah bagian jaring,
kemudian jaring dinaikkan ke permukaan (Nomura dan Yamazaki 1975).
Menurut Subani
1972, metode pengoperasian bagan rakit adalah yang pertama menurunkan atau
menenggelamkan jaring bagan ke dalam perairan hingga kedalaman tertentu.
Selanjutnya lampu petromaks dinyalakan untuk menarik perhatian ikan agar
berkumpul di sekitar bagan. Setelah kelompok ikan berkumpul disekitar bagan
maka secara perlahan lampu diangkat, kemudian jaring bagan dinaikkan ke permukaan
dan ikan hasil tangkapan diambil menggunakan serok.
Daerah
Pengoperasian
Daerah
pengoperasian bagan rakit ini adalah di daerah perairan yang subur, tenang,
tidak dipengaruhi gelombang yang besar, angin yang kencang dan arus yang kuat.
Khususnya daerah yang dekat dengan pulau dan teluk (Subani 1972).
Dikota Parepare propinsi Sulawesi Selatan Bagan Rakit ini biasa dikenal dengan nama Bagan Lolo atau Bagan Pete-pete.
Gambar Bagan Rakit
3. Bagan Rambo
Bagan rambo
merupakan bagan apung dengan mobilitas tinggi, dapat dioperasikan mulai dari
pantai sampai jauh dari pantai. Bagan rambo merupakan perkembangan yang paling
mutakhir dari alat tangkap bagan apung yang ada di Indonesia saat ini. Berbeda
halnya dengan dengan bagan apung lainnya, karena ukurannya yang sangat besar
sehingga sering pula disebut dengan bagan raksasa (Sudirman)
Bagan rambo
memiliki ukuran yang lebih besar dan konstruksinya tampak lebih kokoh serta
jumlah lampu yang digunakan lebih banyak (di atas 30 unit lampu). Satu unit
bagan rambo terdiri atas beberapa komponen utama yang saling terkait satu sama
lain. Komponen tersebut adalah : perahu, rangka, waring, bingkai jaring,
roller, generator set (genset),lampu mercuri, dan rumah bagan.
a.
Perahu
Satu unit bagan rambo terdiri atas dua perahu, yaitu
perahu utama (main boat) dan perahu pengantar. Perahu utama berfungsi sebagai
penyangga bagunan bagan dan tempat semua proses penangkapan dilaksanakan.
Perahu utama berbentuk pipih memanjang dengan dimensi L x B x D 27 m x 2,5 m x
3,1 m dimana bentuk haluan dan buritan sama. Jenis kayu yang digunakan adalah
kayu bayang (Intsia bijuga) dan kayu meranti (Shorea spp). Perahu ini
dilengkapi dengan jangkar beton dengan ukuran panjang 2 m dan berat kurang
lebih 250 kg. Perahu ini tidak dilengkapi dengan mesin penggerak. Perahu
pengantar merupakan perahu penarik (towing boat) yang berfungsi menarik bagan
dari fishing base ke fishing ground atau dari fishing ground yangsatu ke
fishing ground lainnya dan kembali ke fishing base. Perahu pengantar ini juga
digunakan sebagai pengangkut hasil tangkapan, mengantar jemput nelayan, dan
membawa bahan dan perlengkapan kebutuhan operasional bagan rambo dari fishing base
ke fishing ground dan sebaliknya. Perahu ini berbentuk memanjang dengan dimensi
L x B x D 22 m x 2 m x 1,2 m. Jenis mesin yang digunakan adalah mesin darat
(truck) merk Mitsubishi Fuso 6 selinder berbahan bakar solar.
b. Rangka bagan
Rangka bagan rambo dirangkai pada sisi kiri dan kanan
kapal utama.Ukuran rangka bagan rambo yang digunakan selama penelitian 30 x 30
meter.Fungsi rangka pada bagan rambo adalah : tempat menggantung jaring,
menjaga keseimbangan perahu, tempat untuk melakukan setting dan hauling, tempat
menggantungkan lampu, tempat dudukan roller, dan kegiatan lainnya (perbaikan
jaring, sortir hasil tangkapan, memancing).Rangka bagan rambo ditahan dengan 2
buah tiang terbuat dari kayu jati (Tectona grandis) yang dipasang pada bagian
tengah perahu utama. Tiang ini berbentuk bulat dengan panjang 14 meter dan
berdiameter 30 cm tempat mengikat kawat baja sebagai penyangga rangka bagan.
Jumlah kawat baja yang digunakan 286 buah diameter 6 mm dengan panjang setiap
kawat baja berkisar 7 . 15 m, bergantung pada jarak tiang dengan rangka bagan.
Pemasangan kawat baja diusahakan menyebar agar kedudukan rangka bagan lebih
kuat, rata, dan stabil.
c.
Lampu
Jenis lampu yang
digunakan bagan rambo adalah lampu mercury. Jumlah watt dan warna lampu bagan
rambo yang digunakan selama penelitian adalahlampu 250 dan 500 watt dengan
menggunakan warna kuning dan putih. Dua buah warna kuning 500 watt lampu di
pasang setinggi 6 m dan 2 buah lampu warna putih 500 watt dipasang setinggi 3 m
pada tiang kapal menghadap ke depan dan ke belakang. Setiap sisi kapal dipasang
4 buah lampu, 1 lampu warna kuning 500 watt, 1 buah lampu berwarna putih 500
watt dan 2 buah lampu warna putih 250watt. Lampu bagian luar ini berfungsi
menarik kawanan ikan pada jarak yang19jauh. Tiga puluh delapan buah lampu warna
putih 250 watt dan dua lampu fokusberkekuatan 500 watt ditempatkan di bawah
rangka bagan yang dapat diredupkan dan berfungsi mengkonsentrasikan ikan di
catchable area. Setiap bola lampu dilengkapi dengan reflektor terbuat dari wajan
(aluminium) dengan diameter 30 cm, kecuali lampu fokus ditempatkan dalam wadah
berbentuk silender agar cahaya lampu terfokus pada perairan. Total jumlah lampu
yang digunakan pada bagan rambo ini adalah 60 buah dengan menggunakan kekuatan
18 kW.
d.
Rumah bagan
Rumah bagan pada
bagan rambo di tempatkan di atas perahu utama dan berbentuk 4 persegi panjang
dengan ukuran panjang 7 m, lebar 3,75 m dan tinggi2,75 m. Rumah bagan ini
berfungsi sebagai tempat istirahat, tempat panel lampu dan saklar, genset, dan
peralatan lainnya.
e.
Roller
Berdasarkan
fungsinya, maka roller atau pemutar pada bagan rambo terdiri atas 3 (tiga)
jenis yaitu :(1) Roller untuk bingkai jaring, berfungsi untuk menurunkan atau
menarik bingkai jaring pada saat setting dan hauling. Roller ini dipasang
melintang pada sisi kiri dan kanan bagian tengah rangka bagan, tingginya 1
m.Panjang tali roller ini antara 25 . 45 meter. Ukuran diameter tali roller1 cm
terbuat dari bahan polyethylen (PE). Sepanjang roller dibuat handle pemutar
(tangkai untuk memutar roller) masing-masing 3 buah denganpanjang 1,3 meter dan
diameter 10 cm berjumlah 4 buah. (2) Roller untuk tali jangkar, berfungsi untuk
menurunkan dan menarik tali jangkar. Roller ditempatkan pada bagian depan
perahu utama, panjangnya 3,5 m, tinggi 1 m, dan diameter 25 cm. Pada roller ini
dibuat handle pemutar (tangkai untuk memutar roller) sebanyak 2 buah pada
masing-masing sisi luar yang panjang pemegangnya 1,5 m diameter 4 cmberjumlah 4
buah. Pada roller ini disiapkan tali jangkar dengan panjang 350 meter dengan
diameter 3,5 cm terbuat dari bahan polyethylen (PE). (3) Roller pemberat,
berfungsi untuk menarik dan menurunkan batu arus. Batu arus ini beratnya 35 kg
berfungsi untuk menahan bingkai jaring pada saat arus kencang sehingga bingkai jaring
tetap berada di bawah rangka bagan. Roller pemberat berjumlah 4 buah, 2 buah di
depan dan 2 buah dibelakang. Tinggi roller 50 cm, diameter 12 cm, dan panjang
70 cm. Tali yang digunakan pada roller ini terbuat dari polyethylen (PE)
berdiameter 1cm dengan panjang 50 m. (f) Bingkai jaring dan jaring Bingkai
jaring berbentuk segi empat terbuat dari kayu jati (Tectona grandis) dengan
panjang 7 . 8 m dengan diameter 7 cm. Kayu ini disambung satu dengan yang lain
sesuai dengan panjang dan lebar mulut jaring dan rangka bagan. Bingkai jaring
berfungsi sebagai tempat mengikat jaring, pemberat, dan tali penggantung yang
dihubungkan dengan roller jaring. Pada setiap sudut bingkai jaring diikatkan
batu, demikian juga sisi bingkai jaring diikatkan 3 buah batu yang beratnya 17
. 20 kg. Jaring pada bagan rambo berbentuk seperti kelambu terbalik dan
terbuatdari bahan waring hitam (polypropylene). Bagian tepi jaring dipasang
tali ris berdiameter 6 mm terbuat dari bahan polyethylen (PE) sebagai penguat
pinggiran jaring. Jaring diikatkan pada bingkai jaring dengan ukuran panjang,
lebar dan dalam masing-masing 30 x 30 x 17 m. Satu unit bagan rambo, luas
jaring yangdigunakan berkisar antara 3500 . 4000 m2. (g) Generator set (genset)
Sumber tenaga untuk menyalakan lampu pada bagan rambo menggunakan genset yang dipasang dalam lambung kapal. Kapasitas daya genset yang digunakan 20 KVA. Genset ini digerakkan dengan mesin merek Yanmar TF 300, dengan daya kerja maksimum 2400 rpm 30 pk.
(h) Alat bantu lainnya Peralatan lain yang ada pada bagan rambo adalah alat bantu dalam memperlancar operasional antara lain radio komunikasi, keranjang, peti, danserok. Radio komunikasi digunakan berkomunikasi antara juragan laut dan juragan darat (punggawa laut dan punggawa darat), sesama nelayan untuk mengetahui fishing ground, harga ikan, dan hasil tangkapan. Keranjang berfungsi sebagai wadah hasil tangkapan setelah disortir. Setiap bagan rambo mempunyai minimal 30 buah keranjang. Peti merupakan tempat penyimpanan hasil tangkapan sebelum dibawa ke darat. Peti ini mempunyai ukuran panjang 78 cm, lebar 46 cm dan tinggi 50 cm. Selain alat tersebut di atas, alat lain adalah serok yang berfungsi mengangkat hasil tangkapan dari jaring ke atas perahu. Serok ini mempunyai ukuran panjang 3,5 meter dengan diameter bukaan mulut 50 cm, dan tinggi jaring 60 cm dengan mesh size 0,5 cm terbuat dari bahan poliethylen.
Sumber tenaga untuk menyalakan lampu pada bagan rambo menggunakan genset yang dipasang dalam lambung kapal. Kapasitas daya genset yang digunakan 20 KVA. Genset ini digerakkan dengan mesin merek Yanmar TF 300, dengan daya kerja maksimum 2400 rpm 30 pk.
(h) Alat bantu lainnya Peralatan lain yang ada pada bagan rambo adalah alat bantu dalam memperlancar operasional antara lain radio komunikasi, keranjang, peti, danserok. Radio komunikasi digunakan berkomunikasi antara juragan laut dan juragan darat (punggawa laut dan punggawa darat), sesama nelayan untuk mengetahui fishing ground, harga ikan, dan hasil tangkapan. Keranjang berfungsi sebagai wadah hasil tangkapan setelah disortir. Setiap bagan rambo mempunyai minimal 30 buah keranjang. Peti merupakan tempat penyimpanan hasil tangkapan sebelum dibawa ke darat. Peti ini mempunyai ukuran panjang 78 cm, lebar 46 cm dan tinggi 50 cm. Selain alat tersebut di atas, alat lain adalah serok yang berfungsi mengangkat hasil tangkapan dari jaring ke atas perahu. Serok ini mempunyai ukuran panjang 3,5 meter dengan diameter bukaan mulut 50 cm, dan tinggi jaring 60 cm dengan mesh size 0,5 cm terbuat dari bahan poliethylen.
Untuk jenis alat tangkap bagan rambo di daerah sulawesi selatan dapat ditemukan di kabupaten Barru, Kota palopo dan Kabuipaten Sinjai.
Gambar Bagan Lolo
Ref :
1. https://nadofifi.wordpress.com/2010/09/18/bagan-rakit/
2. http://muliana567.blogspot.com/2012/06/alat-tangkap-bagan.html
3. http://makaira-indica.blogspot.com/2011/11/iv-bagan-tancap.html
4. http://zulham-dzun.blogspot.com/2009/02/deskripsi-alat-tangkap-bagan-rambo.html
Komentar
Posting Komentar